Contoh konversi film menjadi cerpen

Contoh konversi film Flipped (2010) menjadi cerpen


Bryce dan Julie menanam pohon Sycamore






Siang itu, di pinggiran jalan raya, terlihat mobil dan truk jasa pemindahan berhenti di seberang rumah Julie Baker. Saat anak dan seorang bapak terlihat sibuk menurunkan barang-barang, datanglah Julie dengan wajah berseri-seri.

Julie menyentuh kardus milik bapak itu yang ternyata bapak bryce Loski. Tapi tidak diperbolehkan oleh pak Loski.

“Bukannya kalian tampak ingin bantuan?” Julie menawarkan diri.
“Tidak-tidak. Banyak barang pecah belah di sini, sudahlah main saja sana” pak Loski mengusir Julie. Tetapi Julie bersikeras ingin membantu.

Mulai kehabisan akal, pak Loski berbohong.
“Bryce, bukannya kamu harus membantu ibumu di dalam sekarang?”

Bryce sadar bahwa alasan ini digunakan untuk mengusir Julie secara halus.

“Oh iya, aku harus membantunya sekarang” Bryce menerjang keluar dari truk jasa pemindahan. Tak disangka Juli mengejar dan berusaha menangkap tangan Bryce. Julie tampak senang karena bisa bertemu cinta pertamanya. Bryce jijik dan berusaha melepaskan diri dari Julie.
Julie Baker bertemu Bryce Loski ketika 7 tahun (kelas 2 SD). Di kelas, Julie terus menguntit Bryce yang jelas terlihat tidak nyaman. Apalagi reaksi berlebihan Julie membuat anak-anak mengolok-olok mereka berpacaran. Dunia Julie berpusat pada mata indah Bryce.
Julie adalah gadis aneh yang sulit kuhindari. Ia selalu mengganggu hidupku, mengelilingiku. Julie sama sekali tidak menyadari bahwa aku sudah tidak nyaman dekat-dekat dengannya. Bagaimana caranya ya agar Julie tidak betah di dekatku?

Bryce berpikir keras. Ia memejamkan matanya rapat-rapat supaya segera menemukan ide cemerlang yang biasa digambarkan dengan munculnya lampu bohlam di atas kepala Bryce dan berbunyi ‘ting’. Sayangnya, itu semua hanyalah ekspektasi Bryce.

“Sial! Aku tidak dapat ide apapun.” Bryce menjambak surai pirangnya. Tiba-tiba pundak Bryce ditepuk Garret.

“Kau sedang diambang kembingungan ya? Ceritalah kepadaku, aku akan bersedia membantumu” ujar Garret sok. Bryce menceritakan semua persoalan masalahnya.

“Ini mah masalah gampang, kamu pacaran aja sama primadona sekolah kita, Sherry. Si Julie benci sama dia ‘kan?”
“Apa kamu yakin?” Bryce bertanya dengan nada skeptik.
“tentu saja. Saranku pasti ampuh 100%!”
“baiklah apa katamu”

Selanjutnya, saat kelas 6, Bryce berpacaran dengan Sherry Stalls, gadis yang paling dibenci Julie.

Sial! Padahal aku sudah mengontrol diri agar tidak berlebihan menguntit Bryce. Tapi saat bersamaan Sherry masuk ke dalam hubunganku dan merusak semuanya. Sherry hanyalah gadis cerewet biasa dan gadis bodoh, batin Julie dalam hatinya yang gersang.

Saat Julie mengambil kertasnya di loker, secara tak sengaja Julie dan Bryce berpapasan. Hati Julie bagai diguyur bensin pertalite yang kemudian disulut dengan puntung rokok. Julie semakin marah dan cemburu karena melihat bryce jalan berduaan dengan Sherry sambil bergandengan tangan.

Tetapi, seromantisnya pasangan Bryce dan Sherry, pasti putus juga.

Hubungan mereka hanya bertahan seminggu karena Sherry tahu bahwa Bryce mengencaninya hanya untuk menghindari Julie. Sherry sangat terkejut dan marah. Sherry berjalan lurus menuju Bryce, lalu...

PLAAAKKK!!

Pipi Bryce memerah karena di tampar Sherry. Julie sangat bahagia mengetahui hubungan mereka putus.
Keesokan harinya setelah masalah Sherry, Julie senang sekali memanjat pohon Sycamore milik tetangga.

“Hey Bryce, cepat naiklah ke atas! Pemandangannya sangat indah di atas sini”
“Aku disuruh ayahku untuk memperbaiki.... se...suatu” Bryce berbohong terus menerus kepada Julie agar tidak diajak memanjat pohon Sycamore.

Julie melihat pemandangan indah dari atas pohon. Warna-warni horison memikat hatinya. Ketika suatu saat pohon tersebut ditebang pemiliknya, Julie bertahan di atas pohon.

“Hei nak, cepat turun! Kami akan menebang pohonnya” teriak para penebang pohon.
“Aku tidak mau! Aku akan melindungi pohon Sycamore ini!”
“cepatlah turun! Kalau tidak akan kupanggilkan polisi”
“tidak tidak tidak! Tak akan kubiarkan kalian menebang! Aku akan mengorbankan segala yang kupunya demi pohon Sycamore!”

Dari bawah terlihat Bryce berjalan melewati pohon tersebut. Mata Julie menatap anak Laki-laki itu.

“Bryce, kumohon bantu aku mempertahankan pohon Sycamore!”
“Aku tidak mau, a aku harus bersekolah. Aku tidak ingin memanjat pohon itu seharian sepertimu!”

Julie sedih karena diolok Bryce, laki-laki yang disukainya. Ancaman demi anacaman para penebang pohon tak dihiraukan Julie. Julie bertahan di atas sampai akhirnya berhasil dibujuk Richard Baker, ayahnya. Tak banyak kata bujukan yang diberikan Ayah Julie, lebih banyak mata yang berbicara, tetapi dampaknya sangat dalam.

"Sudah waktunya," bujuk sang ayah, Richard Baker, dengan sorot mata menyesal dan berkaca-kaca.

Sementara itu, Chet, kakek Bryce membaca surat kabar lokalyang berisi Penolakan Julie.

"Dia mencintai pohon ini karena bisa menunjukkan padanya dunia dengan cara berbeda" Chet membaca surat kabar itu.

“Dia mempertahankan pohon Sycamore sampai rela tidak bersekolah, dia membuatku tertarik”
kakek Bryce tertarik sehingga ia terus mengamatinya

“melihat anak itu terasa mengingatkanku pada istriku yang sudah berbahagia di akhirat sana” ujar Chet.

"Beberapa dari kita hidup sangat datar, beberapa lainnya hidup seperti kain satin yang berkilau. Tapi di antara mereka, kamu akan menemukan perempuan yang tak terpengaruh dunia. Ketika kamu menemukannya, tak ada satupun yang setara nilainya lagi," Chet menasihati Bryce. Bryce tidak memahami satu pun nasehat Chet.

Aku tidak paham apa yang kau maksud. Bagiku Julie hanya tetangga depan rumah yang sangat mengganggu.
Julie kecewa karena pohon kesayangannya ditebang. Ia menjadi penyendiri, sering merenung dan menangis sendirian di kamarnya. Besoknya, Julie bersekolah tetapi tidak sesemangat sebelum hari penebangan pohon Sycamore.

Pada minggu kedua ayah Julie memasuki kamar Julie. Julie menyambutnya dengan sedih. Ayah Julie menghadiahinya lukisan pohon Sycamore hasil karyanya. Wajah Julie perlahan mulai berseri-seri kembali.

“Aku tidak ingin kamu melupakan pemandangan indah yang ada di atas pohon Sycamore” ucap ayah Julie dalam-dalam.

“Terimakasih, ayah” Julie memeluk ayah tercintanya. Julie meneteskan air matanya. Lukisan itu dipajang di depan ranjang Julie yang mampu mengembalikan semangat putrinya itu. Julie kembali ceria.

Lukisan itu setia menemani Julie saat ia sedang tertidur. Saat Julie bangun tidur, lukisan pohon Sycamore yang dilihat pertama kali oleh Julie.

Kebahagiaan Julie bertambah karena ayam-ayam betinanya mulai bertelur dan terus bertelur sampai Julie kesulitan memasaknya karena jumlahnya terus bertambah dengan cepat.

“Julie, telurmu banyak sekali, sayang. Berikan saja pada tetangga telurmu yang kelebihan” usul ibunya yang disetujui Julie.

Julie membagikan telur-telurnya pada tetangga, termasuk keluarga Loski.

“Hey Julie, telurmu kau jual ya? Aku ingin membelinya” salah satu tetangga Julie nampak ingin membeli telur Julie.

“telurku tidak kujual, bibi. Terima saja pemberian saya” Julie menolak pemberian uang dari tetangganya.

Aku tidak ingin menerima uang sepeser pun dari tetangga. Tapi yang kuinginkan adalah senyuman Bryce ketika menerima telur pemberianku.
Padahal Bryce selalu membuang telur pemberian Julie. Akhirnya Bryce kepergok oleh Julie saat akan membuang telur pemberiannya.

“Bryce, bukannya itu telur dari pemberianku ‘kan?”
“I, iya. Au tak sengaja menjatuhkan telur-telurmu”
“Telurnya sama sekali tidak retak, jadi selama ini kamu selalu membuang semua telur pemberianku?”

Bryce Cuma bisa menunduk, terdiam.

“kau jahat sekali! Tetanggaku justru ingin membayar mahal telur ini, kau malah membuangnya?”
“A, aku disuruh ayahku. Katanya telurmu mengandung salmonella karena taman belakangmu tidak terawat dan tidak higienis.”
“kau kejam Bryce!” Julie mengambil telur yang akan dibuang Bryce. Bryce hanya bisa diam. Tidak melakukan apapun.

Selama di sekolah, Julie tidak mengajak Bryce bicara, bahkan selalu menghindari Bryce. Saat mengerjakan pekerjaan rumah, Bryce iri melihat Julie akrab dengan Chet. Bahkan Chet membantu pekerjaan berkebun Julie. Bryce tidak mengerti mengapa Chet Duncan, kakeknya yang tak banyak berbicara itu tertarik pada Julie. Apalagi Chet membantu Julie memperbaiki tamannya. Chet nampak asyik bercerita dan tertawa.

Bryce yang sedang diabaikan Julie mulai merasa sepi. Dia merasa sangat bersalah dan ingin meminta maaf pada Julie. Pada saat yang sama, Julie mulai mempertanyakan rasa cintanya pada Bryce.

Julie masih tersinggung karena mengetahui telur yang dia berikan selalu dibuang oleh Bryce. Julie mulai berpikir bahwa Bryce bukan pemuda yang dulu lagi.

Suatu saat, Julie tidak sengaja mengintip Bryce dan Garret berbicara. Ia senang mendengar suara Bryce.

“Aku ingin tanya, kenapa aku selalu memikirkan Julie? Padahal aku membencinya.”
“kamu salah paham, Bryce”
“Apa yang harus kulakukan?”
“kamu harus bisa mengatasinya. Ini bukanlah perasaan yang sebenarnya.”
“Bukan?”
“kamu hanya merasa bersalah karena masalah telur”
“iya. Dan aku mengejek halamannya”
“tentu saja. Tempat itu seperti tempat pembuangan”
“Ayahnya memiliki adik dengan cacat mental dan seluruh uang mereka digunakan untuk membantunya”
“cacat mental? Itu seharusnya memberitahumu, Bryce”
“Soal apa?”
“tentu saja, soal Julie”
“hah? Maksudmu?”
“apel jatuh tidak jauh dari pohonnya”

Tak bisa kupercaya. Aku ingin memakinya. Bilang padanya bahwa dia tidak mengenal Julie sepertiku. Tapi, kata-kata yang keluar dari mulutku....
“hahahahaha, benar” Bryce ketawa garing. Julie tidak terima, pamannya diejek, bahkan ditertawakan oleh Bryce. Julie marah sejadi-jadinya. semakin menghindari Bryce.

Ketika keluarga Loski mengundang mereka makan malam bersama, Julie tetap mengabaikan Bryce meski duduk berdekatan. Di akhir makan malam, Julie bersyukur memiliki kelurga yang meski kekurangan, tetapi saling menghargai dan mencintai. Dia semakin yakin bahwa Bryce tidak layak mendapat cintanya.

Bryce mulai resah karena Julie tidak lagi mengejar Bryce. Bryce mengaku bahwa ia merasa kesepian karena Julie tidak mendekatinya lagi. yang terbiasa dikelilingi Julie mulai merasa ada yang kurang. Dia resah, namun tampaknya apapun yang dia lakukan selalu berakhir salah. Dia selalu melukai hati Julie, dan rasa bersalahnya semakin menekan. Parahnya, Julie sama sekali tidak mau bertemu dengannya.

Bryce melakukan apapun demi Julie agar Julie mau kembali kepadanya. Berkali-kali Bryce menelepon Julie, tapi tidak diangkat oleh Julie. Bryce mulai kehabisan akal. Ia menyelinap ke halaman belakang rumah Baker. Ia mengetuk jendela kamar Julie.

“Julie, buka jendelanya! Aku ingin berbicara denganmu sekarang! Kumohon Julie!” Bryce mengemis dengan nada memelas.

SRREETTT

Julie menutup jendelanya dengan menarik korden.

Berbagai upaya telah dilakukan Bryce, dan akhirnya ia mempunya ide cemerlang.

“Aku harus memberinya pohon Sycamore. Harus bisa.”

Paginya, terdengar suara seseorang menggali tanah. Julie penasaran dan mengintip melalui jendela. Terlihatlah Bryce sibuk menggali tanah taman indahnya.

“Ayah! Kenapa ia berani merusak tamanku!”
“Aku sudah mengizinkannya” jawab ayah Julie.

Saat Julie menerjang keluar dari rumah, terlihat Bryce membawa dan memasukkan pohon Sycamore ke dalam lubang galian tadi. Saat merapikan tanah, Julie ikut membantu Bryce. Mereka berdua tertawa senang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yousei Teikoku Diskografi