Pemuda Keren?? Siapakah Dia?

Bung Tomo, salah satu pemuda Indonesia zaman old
link : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ed/Bung_Tomo.jpg


Assalamulaikum wr. Wb. Gimana nih kabarnya??? Semoga selalu diberikan kebaikan yah.

Postingan kali ini membahas tentang “pemuda”, kira-kira seperti apa sih?




Dalam pasal 1 ayat 1 dari UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, dijelaskan bahwa “Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.”

Nah, dari penjelasan di atas, kita jadi tahu apa yang dimaksud dengan pemuda. Sebagai pemuda, kita harus tahu apa saja peran pemuda dan apa yang harus kita miliki biar kita enggak jadi pemuda yang “nggak guna”.

Rasulullah SAW berwasiat kepada para pemuda, dalam sabdanya yaitu “Aku wasiat-amanatkan kepadamu terhadap pemuda-pemuda (angkatan muda) supaya bersikap baik terhadap mereka. Sesungguhnya hati dan jiwa mereka sangat halus. Maka sesungguhnya Tuhan mengutus aku membawa berita gembira, dan peringatan. Angkatan mudalah yang menyambut dan menyokongku, sementara angkatan tua yang menentang dan memusuhi aku. Lalu nabi membaca ayat Tuhan yang berbunyi: “maka sudah terlalu lama waktu (hidup yang mereka lewati sehingga hati mereka menjadi beku dan kasar)””.

Selain itu, Imam Syafi’i juga mengaitkan bahwa pemuda itu distandarisasi dari kualitas ilmu dan ketakwaannya. Jika keduanya tidak melekat pada struktur kepibradiannya, maka ia tidak layak disebut pemuda. Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan (sybbanul yaum rijalul ghod).

Jika ditelaah, ada banyak perbedaan antara pemuda zaman old dengan pemuda zaman now, dilihat dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman old lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, lalu mereka merumuskannya secara  matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek.

Pemuda zaman old juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan negara ini. Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dll rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.

Itu kalau pemuda Indonesia zaman old. Bagaimana dengan pemuda di zaman Rasulullah?

Pada zaman Rasulullah, beliau nggak ragu memberikan posisi dan peran penting pada pemudanya. Usamah bin Zaid dan Ali bin Abi Thalib di usia yang masih sangat muda sudah diamanahi untuk memimpin pasukan Muslim. Kalau sekarang? Orang-orang tua memandang remaja sebelah mata karena dianggap masih labil dan belum bisa dipercaya.

Selain Usamah dan Ali, ada juga pemuda yang bernama Abdullah bin Abbas yang sangat muda saat Rasulullah wafat yang mana Abdullah bin Abbas masih berusia 13 tahun. Ia sangat akrab dan senantiasa membersamai beliau untuk mendapatkan ilmu-ilmu dari Rasulullah. Ketinggian ilmu Ibnu Abbas membuat ia mendapat julukan ‘pemuda tua’ dari amirul mukminin Umar bin Khattab. Ibnu Abbas sering banget menjadi kawan dan lawan diskusi para sahabat senior. Umar bin Khattab bahkan selalu memanggil Ibnu Abbas untuk duduk bersama dalam sebuah musyawarah dan mendengar pendapatnya.

Ada juga Mushab bin Umair, seorang pemuda yang paling tampan dan kaya di kota Mekkah. Ia lahir 14 tahun setelah kelahiran nabi SAW. Mushab meninggalkan segala kemewahan dunia yang dimilikinya untuk menggapai keridloan Allah. Ia adalah pemuda yang menjadi teladan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Ia memiliki kecerdasan dalam memahami syariat, pandai dalam menyampaikannya dan kuat argumentasinya pula. Ilmu yang mendalam dan kecerdasannya membuat nabi Muhammad SAW mengutus Mushab untuk berdakwah di Yastrib, Madinah. Ia mengajarkan dan mendakwahkan Islam kepada penduduk negeri tersebut, termasuk tokoh utama di Madinah.

Dan yang paling familiar di telinga kita adalah, pasti sudah nggak asing lagi dengan nama ini, yup! Muhammad Al Fatih.

lukisan Al Fatih
link : https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/300/product-1/2015/4/29/412237/412237_4bef378c-ee04-11e4-a8b7-f46587772fba.jpg

Muhammad Al Fatih adalah seorang raja atau sultan kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah.

Al Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad. Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharram 855 H bersamaan dengan tanggal 7  Februari 1451 M. Program besar yang langsung Ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel. Dari kecil, beliau telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti bahasa Arab, Turki, Persia,Ibrani, Latin, dan Yunani. Waah luar biasa dan greget sekali ya! Dibandingkan dengan kita, sudah sampai mana nih hafalan Al-Qur’annya?

Keren yah kalau pemuda-pemuda Indonesia zaman now memiliki kualitas ilmu dan ketakwaan yang melekat di dalam kepribadiannya. Pertanyaannya adalah, bagaimana kondisi pemuda saat ini? Kalau dilihat lagi, remaja sekarang kebanyakan apatis. Mereka hanya berkoar-koar di sosial media saat agama atau bangsanya dilecehkan atau diintimidasi. Mereka hanya sharing di grup mereka, saat saudara seiman mereka diambil hak asasinya oleh orang-orang yang sok berkuasa. Begitulah kualitas pemuda Indonesia saat ini.

Jika seorang pemuda yang memiliki kualitas ilmu dan ketakwaan yang tinggi pasti akan berpengaruh juga terhadap pembentukan moral dan kepribadiannya, sehingga para pemuda akan mendedikasikan ilmu yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan agamanya. Nah, para pahlawan kita dulu yang telah memerdekakan Indonesia juga tak terlepas dari ketakwaannya terhadap agama. Semangat jihad dan berupaya untuk membebaskan diri kedzaliman penjajah merupakan bentuk dedikasi terhadap agama dan bangsa.

Nah, dengan mengetahui kisah sekelumit pemuda zaman old seperti di atas, pasti kita ingin menjadi sosok seperti mereka. Kalau kita ingin menjadi seperti mereka, maka kita harus ada langkah awal untuk menjadi seperti pemuda-pemuda di atas. Yang pastinya beliau-beliau itu tidak mungkin sehebat itu tanpa ada dasar pengetahuan, iya kan? Jadi kita harus mengetahui dasar pengetahuannya dan upaya yang bisa kita lakukan adalah mencari tahu melalui kajian Islam. Dengan kajian Islam, maka kita bisa memunculkan idealisme kita, dapat menyikapi setiap aktivitas kita sesuai dengan syariat Islam.

So, jadilah pemuda zaman now yang memiliki kualitas ilmu dan ketakwaan yang tinggi.
Wassalamualaikum wr wb.


Sumber : Risalah Fumi Muslimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yousei Teikoku Diskografi